Telah lama kita tidak pernah merasa punya kesempatan walau sejenak untuk membaca Al Qur an, apalagi berlama-lama, ada saja alasan yang dapat kita temukan untuk tidak membaca Al Qur an. Telah lama kita tidak penah merasa punya walau sejenak untuk sholat dan dzikir di malam hari, apalagi berlama-lama. Sekarang musibah telah didatangkan oleh Allah swt, kita mengungsi, dan punya banyak waktu untuk membaca Al Qur an, untuk sholat malam, untuk berdzikir kepada Allah, dunia yang biasanya menyibukkan kita sedang dikondisikan oleh Allah sehingga tidak bisa kita dekati, Allah juga mengirim orang-orang ( tanpa kita minta ) datang mencukupi kebutuhan kita, kita sedang dimaklumi untuk tidak bekerja, alasan apalagi yang dapat kita kemukakan untuk tidak menyibukkan diri dalam bacaan Al Qur an, sholat malam sebanyak mungkin, berdzikir selama mungkin, kapan lagi kalau bukan sekarang, sebelum kita disibukkan lagi oleh dunia yang dapat menghabiskan semua waktu kita, pahala sebanyak-banyaknya dapat kita kumpulkan, prasmanan semau kita, untuk kebahagiaan akherat kita, kehidupan kita yang sesungguhnya, kampung akherat yang kita semua pasti akan mendatanginya. Ada yang bilang " akherat lagi, akherat lagi, itu kan nanti ". Ya nanti memang tetapi persiapannya harus sekarang, semua pasti harus mati, maut pasti akan menjemput, kita sedih sekarang karena saudara kita mati, tanpa bersedih bahwa kita juga akan bernasib sama bahkan mungkin penyebabnya bisa lebih buruk dari pada saudara kita itu, semua pasti mati, maut pasti menjemput, cepat atau lambat, makanya kapan lagi kalau bukan sekarang untuk mendulang pahala sebanyak-banyaknya, inilah hikmah musibah.